Kamis, 21 Juli 2011

Aspek Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian terdiri dari 2 aspek pelayanan yaitu aspek manajerial (non klinik) dan aspek profesional (farmasi klinik):
1. Aspek Manajerial (Non klinik) yaitu:
    a. Pengelolaan sumber daya manusia
    b. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
    c. Administrasi/ Pendokumentasian
    d. Kegiatan organisasi, dan lain-lain
2. Aspek Profesional (Farmasi Klinik) yang terdiri dari kegiatan:
    a. Pelayanan resep
    b. Pelayanan informasi obat
    c. Konseling
    d. Evaluasi penggunaan obat
    e. Pelayanan residensial (home care)
    f. Promosi dan edukasi
    g. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat
    h. dan lain-lain

Perencanaan Kebutuhan Obat

Tahap Perencanaan Kebutuhan Obat
Pengadaan obat diawali dengan perencanaan kebutuhan dimana kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Tahap Pemilihan Obat
Pemilihan obat berdasarkan pada Obat Generik terutama yang tercantum dalam Daftar Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) dan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) yang masih berlaku dengan
patokan harga sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Harga Obat untuk Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) dan Obat Program Kesehatan.
Fungsi pemilihan obat adalah untuk menentukan apakah obat benar-benar diperlukan sesuai dengan pola penyakit yang ada.
Pada perencanaan kebutuhan obat, apabila dana tidak mencukupi, perlu dilakukan analisa kebutuhan sesuai anggaran yang ada(dengan menggunakan metode perhitungan ABC) dan untuk seleksi obat perlu
dilakukan analisa VEN.
Untuk mendapatkan perencanaan obat yang tepat, seleksi kebutuhan obat harus mempertimbangkan beberapa hal berikut :
1) Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko efek samping yang akan ditimbulkan
2) Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin, hal ini untuk menghindari duplikasi dan kesamaan jenis.
3) Hindari penggunaan obat kombinasi kecuali jika obat tersebut mempunyai efek yang lebih baik dibandingkan obat tunggal
4) Memiliki rasio manfaat/biaya yang paling menguntungkan


b. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat
Kompilasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui pemakaian setiap bulan dari masing-masing jenis obat di Unit Pelayanan Kesehatan/ Puskesmas selama setahun, serta untuk menentukan stok optimum (stok kerja ditambah stok pengaman = stok optimum). Data pemakaian obat di puskesmas diperoleh dari LPLPO dan Pola Penyakit (LB 1).
Informasi yang didapat dari kompilasi pemakaian obat adalah:
1) Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing Unit Pelayanan Kesehatan/ Puskesmas.
2) Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh Unit Pelayanan Kesehatan/ Puskesmas.
3) Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat Kabupaten/ Kota.
4) Pola penyakit yang ada.
Manfaat informasi yang didapat:
1) Sebagai sumber data dalam menentukan jenis dan kebutuhan obat.
2) Sebagai sumber data dalam menghitung kebutuhan obat untuk pemakaian tahun mendatang.

c. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat
Menentukan kebutuhan obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian yang harus dilakukan oleh Apoteker di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota.
Dengan koordinasi dan proses perencanaan untuk pengadaan obat secara terpadu (termasuk obat program), maka diharapkan obat yang direncanakan dapat tepat jenis, jumlah dan waktu serta mutu yang terjamin. Untuk menentukan kebutuhan obat dilakukan pendekatan perhitungan melalui metoda konsumsi dan atau morbiditas.
1) Metoda Konsumsi
Didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya. Untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan metoda konsumsi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Pengumpulan dan pengolahan data
b) Analisa data untuk informasi dan evaluasi
c) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat
d) Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana
Untuk memperoleh data kebutuhan obat yang mendekati ketepatan, perlu dilakukan analisa trend (regresi linier) pemakaian obat 3 (tiga) tahun sebelumnya atau lebih.
a) Daftar nama obat                g) Kekosongan obat
b) Stok awal                           h) Pemakaian rata-rata obat per tahun
c) Penerimaan                          i) Waktu tunggu (lead time)
d) Pengeluaran                        j) Stok pengaman (buffer stok)
e) Sisa stok                            k) Pola kunjungan
f) Obat hilang, rusak,
    kadaluarsa
2) Metoda Morbiditas
Metoda morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. Adapun faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan pola penyakit dan lead time. Langkah-langkah dalam metoda ini adalah:
a) Memanfaatkan pedoman pengobatan.
b) Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani.
c) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit.
d) Menghitung jumlah kebutuhan obat.

Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan metode morbiditas:
a) Perkiraan jumlah populasi
Komposisi demografi dari populasi yang akan diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin untuk umur antara:
• 0 – 4 tahun
• 5 – 14 tahun
• 15 – 44 tahun
• > 45 tahun (disesuaikan dengan LB-1)
• Atau ditetapkan berdasarkan kelompok dewasa (> 12 tahun) dan anak ( 1 – 12 tahun )
b) Menetapkan pola morbiditas penyakit
c) Masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.
d) Menghitung perkiraan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pedoman pengobatan dasar di puskesmas.
e) Frekuensi kejadian masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.
f) Menghitung kebutuhan jumlah obat, dengan cara jumlah kasus dikali jumlah obat sesuai pedoman pengobatan dasar di puskesmas.
g) Untuk menghitung jenis, jumlah, dosis, frekwensi dan lama pemberian obat dapat menggunakan pedoman pengobatan yang ada.
h) Menghitung jumlah kebutuhan obat yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor antara lain:
• Pola penyakit
• Lead time
• Buffer stock
i) Menghitung kebutuhan obat tahun anggaran yang akan datang.

d. Tahap Proyeksi Kebutuhan Obat
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan rancangan stok akhir periode yang akan datang. Rancangan stok akhir diperkirakan sama dengan hasil perkalian antara waktu tunggu (lead time) dengan estimasi pemakaian rata-rata/bulan ditambah Stok pengaman (buffer stock).
2) Menghitung rancangan pengadaan obat periode tahun yang akan datang.
3) Menghitung rancangan anggaran untuk total kebutuhan obat, dengan cara:
a) Melakukan analisis ABC – VEN
b) Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.
c) Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan berdasarkan data 10 penyakit terbesar.
4) Pengalokasian kebutuhan obat persumber anggaran, dengan melakukan kegiatan:
a) Menetapkan kebutuhan anggaran untuk masing-masing obat persumber anggaran.
b) Menghitung persentase belanja untuk masing-masing obat terhadap sumber anggaran.
c) Menghitung persentase anggaran masing-masing obat terhadap total anggaran dari semua sumber.


e. Tahap Penyesuaian Rencana Pengadaan Obat
Dengan melaksanakan penyesuaian perencanaan obat dengan jumlah dana yang tersedia, maka informasi yang didapat adalah jumlah rencana pengadaan, skala prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan datang.

Rabu, 13 Juli 2011

Istilah bidang Kesehatan

Dari pada boring nungguin waktu pulang, mending iseng-iseng nulis istilah di bidang kesehatan. Berikut beberapa istilah yang ada dalam bidang kesehatan lengkap dengan pengertiannya....
a. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
b. Vaksin adalah suatu produk biologi yang terbuat dari kuman, komponen kuman yang telah dilemahkan, dimatikan atau rekayasa genetika dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktif.
c. Jenis-jenis vaksin yang dipakai dalam program imunisasi di Indonesia adalah : BCG, Polio, Campak, hepatitis B, DPT-HB, DT dan TT.
d. Cold Box adalah yang digunakan untuk menyimpan dan membawa vaksin.
e. FIFO artinya yang dahulu masuk harus dikeluarkan/digunakan lebih dahulu, FEFO artinya yang dahulu expired harus dikeluarkan/digunakan lebih dahulu.
f. Freeze sensitive vaccine artinya vaksin yang peka pada paparan beku (rusak karena pembekuan) yaitu vaksin DPTHB, TT, DT, Hepatitis B, DPT-HB.
Untuk sementara itu dulu yaah. Nanti di lanjutkan lagi....